DARI AGORA HINGGA JEJARING SOCIAL LEWAT DUNIA MAYA
Posting kali ini saya akan membahas tentang komunikasi dan sejarah ruang public dari jaman dulu hingga sekarang. Berangkat dari itu akan saya simpulkan kaitan jaman dulu dengan sekarang trus adakah hubungan dari jaman dulu sampai dekarang, dan hubungan social networking dari jaman dulu hingga sekarang dengan makul saya sendiri yaitu Sistem Informasi.
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasijuga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu aktifitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka sendiri.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasijuga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu aktifitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka sendiri.
Ketika ilmu komunikasi berangkat dari sekian banyak disiplin ilmu pengetahuan
maka tidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang
multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu komunikasi disebabkan bahwa
gejala komunikasi merupakan fenomena pokok dalam kehidupan manusia. Dapat
dikatakan bahwa manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Ketika manusia niscaya
berkomunikasi, sementara kehidupan manusia berada dalam konteks-konteks yang
beragam maka komunikasi itu sendiri bersifat kontekstual dan unik (Bradac-Bowers,
1982).Sejarah komunikasi sendiri sudah berkembang jauh sebelum ilmu tentang
komunikasi itu sendiri berkembang.Sejarah retorika Aristoteles memperlihatkan
bahwa tindakan komunikasi sudah berkembang pada era Yunani-Romawi. Ketika
komunikasi berada di dalam khasanah ilmu pengetahuan, maka ilmu komunikasi
yang dikenal sampai sekarang adalah disiplin ilmu yang berumur relatif lebih muda
jika dibandingkan dengan sosiologi, biologi, astronomi, fisika bahkan filsafat.
maka tidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi dipahami sebagai ilmu yang
multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu komunikasi disebabkan bahwa
gejala komunikasi merupakan fenomena pokok dalam kehidupan manusia. Dapat
dikatakan bahwa manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Ketika manusia niscaya
berkomunikasi, sementara kehidupan manusia berada dalam konteks-konteks yang
beragam maka komunikasi itu sendiri bersifat kontekstual dan unik (Bradac-Bowers,
1982).Sejarah komunikasi sendiri sudah berkembang jauh sebelum ilmu tentang
komunikasi itu sendiri berkembang.Sejarah retorika Aristoteles memperlihatkan
bahwa tindakan komunikasi sudah berkembang pada era Yunani-Romawi. Ketika
komunikasi berada di dalam khasanah ilmu pengetahuan, maka ilmu komunikasi
yang dikenal sampai sekarang adalah disiplin ilmu yang berumur relatif lebih muda
jika dibandingkan dengan sosiologi, biologi, astronomi, fisika bahkan filsafat.
Dalam sejarah perkembangan ilmu komunikasi, kajian ilmu komunikasi berakar dari
ilmu politik (Dahlan, 1990:6). Schramm sendiri mengindikasikan Harold Lasswell
sebagai salah satu Perintis Komunikasi modern, adalah juga ahli ilmu politik.
Komunikasi waktu itu lebih banyak menelaah masalah propaganda dan opini publik.
Dalam perkembangan selanjutnya komunikasi mulai dilihat sebagai ilmu ketika
sosiologi (dimulai oleh P. Lazarsfeld) dan psychologi social (yang dirintis oleh Carl
Hovland) memberikan kontribusi terhadap telaah fenomena komunikasi massa
waktu itu. Rintisan sosiologi dan psikologi sosial memberikan kontribusi soal
perspektif masyarakat yang mendapatkan pengaruh media massa.
ilmu politik (Dahlan, 1990:6). Schramm sendiri mengindikasikan Harold Lasswell
sebagai salah satu Perintis Komunikasi modern, adalah juga ahli ilmu politik.
Komunikasi waktu itu lebih banyak menelaah masalah propaganda dan opini publik.
Dalam perkembangan selanjutnya komunikasi mulai dilihat sebagai ilmu ketika
sosiologi (dimulai oleh P. Lazarsfeld) dan psychologi social (yang dirintis oleh Carl
Hovland) memberikan kontribusi terhadap telaah fenomena komunikasi massa
waktu itu. Rintisan sosiologi dan psikologi sosial memberikan kontribusi soal
perspektif masyarakat yang mendapatkan pengaruh media massa.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa dalam perkembangan ilmu komunikasi
maka terdapat tiga bidang ilmu yang memberikan kontribusi konkret terhadap
perkembangan ilmu komunikasi. Ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu politik, ilmu sosial
dalam hal ini adalah sosiologi, dan psikologi. Ilmu politik memberikan ruang
pertama pada pembahasan propaganda politik berikut pengaruhnya kepada
masyarakat. Sosiologi memberikan tempat di mana komunikasi tidak bisa
melepaskan diri dari masalah interaksi antar manusia. Psikologi memberikan kajian
pelengkap mengenai masalah komunikasi yang berkaitan dengan perilaku
psikologis seorang manusia (individu) maupun tindakan masyarakat.
maka terdapat tiga bidang ilmu yang memberikan kontribusi konkret terhadap
perkembangan ilmu komunikasi. Ilmu-ilmu tersebut adalah ilmu politik, ilmu sosial
dalam hal ini adalah sosiologi, dan psikologi. Ilmu politik memberikan ruang
pertama pada pembahasan propaganda politik berikut pengaruhnya kepada
masyarakat. Sosiologi memberikan tempat di mana komunikasi tidak bisa
melepaskan diri dari masalah interaksi antar manusia. Psikologi memberikan kajian
pelengkap mengenai masalah komunikasi yang berkaitan dengan perilaku
psikologis seorang manusia (individu) maupun tindakan masyarakat.
Meski demikian bantuan atau kontribusi ilmu selain yang di atas juga tidak bisa
dipungkiri seperti ilmu matematika (yang persis juga dipakai oleh Shannon dalam
menjelaskan persoalan mendasar komunikasi), linguistik (yang turut membantu
komunikasi dalam mempelajari karakteristik pesan dalam sebuah bahasa), biologi
(yang turut membantuk komunikasi yang dipahami sebagai sebuah sistem jaringan
yang saling terhubung satu sama lain). Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa
memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa komunikasi harus dipahami sebagai
disiplin ilmu yang interdisipliner. Jalinan erat antara komunikasi dengan bidang ilmu
di luar komunikasi memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan disiplin ilmu
yang masih berkembang, seturut dengan manusia yang mempunyai
kecenderungan berkembang pula.
dipungkiri seperti ilmu matematika (yang persis juga dipakai oleh Shannon dalam
menjelaskan persoalan mendasar komunikasi), linguistik (yang turut membantu
komunikasi dalam mempelajari karakteristik pesan dalam sebuah bahasa), biologi
(yang turut membantuk komunikasi yang dipahami sebagai sebuah sistem jaringan
yang saling terhubung satu sama lain). Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa
memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa komunikasi harus dipahami sebagai
disiplin ilmu yang interdisipliner. Jalinan erat antara komunikasi dengan bidang ilmu
di luar komunikasi memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan disiplin ilmu
yang masih berkembang, seturut dengan manusia yang mempunyai
kecenderungan berkembang pula.
Nah dari komunikasi tersebur lama kelamaan muncullah yang namanya Ruang Publik. Apa itu ruang public???
Artikikel Ahmad Arif, “Diskriminasi dalam Ruang Publik Kota” (Kompas, 1/03/2010), dituliskan bahwa konsep dasar ruang publik adalah nirsekat. Disini, publik (masyarakat) bisa berinteraksi dan dengan bebas mengemukakan pendapat sehingga memungkinkan terjadinya transformasi sosial dalam proses yang demokratis.
Selanjutnya, masih menurut Arif, yang mengutip gagasan Jurgen Habermans, seorang filosof Jerman, dalam bukunya, The Structural Transformation of the Public Sphere an Inquiry into a Category of Bourgeois Society dan dalam buku lainnya, Civil Society and the Political Sphere, Habermans menyebutkan, ruang publik yang ideal adalah yang mampu mennjadi jembatan interaksi antara penguasa dan masyarakat dari beragam kelas.
Konsepsi Habermans ini muncul dari pengamatannya terhadap ruang publik di Inggris dan Perancis. Menurutnya, ruang publik di Inggris dan Perancis sudah tercipta sejak abad ke-18. Pada zaman tersebut di Inggris, orang biasa dari berbagai kelas berkumpul untuk berdiskusi di warung-warung kopi. Mereka mendiskusikan segalanya, mulai dari soal seni, ekonomi hingga politik. Sementara di Perancis, perdebatan-perdebatan semacam ini biasa terjadi di salon-salon.
Menurut pendapat saya, konsep dasar yang sama ini juga seharusnya berlaku di Indonesia. Balai kota, Taman Kota, Alun-alun, Lapangan Terbuka, ataukah Ruang Hijau terbuka sebenarnya disediakan pemerintah. Namun, yang menjadi kendala di negara kita adalah inkonsistensi pemanfaatan ruang publik oleh masyarakat serta pergeseran makna yang begitu besar. Mari membahasnya lebih jauh.
Ruang Ideal
Konsep dasar ruang publik adalah ruang nirsekat. Di sini, publik bisa berinteraksi dan dengan bebas mengemukakan pendapat sehingga memungkinkan terjadinya transformasi sosial dalam proses yang demokratis.
Ruang publik ideal seperti ini pertama kali digagas oleh Jurgen Habermas, filosof dari Jerman. Dalam bukunya The Structural Transformation of the Public Sphere: an Inquiry into a Category of Bourgeois Society, juga dalam Civil Society and the Political Public Sphere, Habermas menyebutkan, ruang publik yang ideal adalah yang mampu menjadi jembatan interaksi antara penguasa dan masyarakat dari beragam kelas. Hanya melalui ruang publik inilahdapat terwujud masyarakat yang dewasa, bebas penindasan, dan mampu menanggulangi krisis.
Konsepsi Habermas ini muncul dari pengamatannya terhadap ruang publik di Inggris dan Perancis. Menurutnya, ruang publik di Inggris dan Perancis sudah tercipta sejak abad ke-18. Pada zaman tersebut di Inggris orang biasa dari berbagai kelas berkumpul untuk berdiskusi di warung-warung kopi. Mereka mendiskusikan segalanya, mulai dari soal seni hingga ekonomi dan politik. Sementara di Perancis, perdebatan-perdebatan seperti ini biasa terjadi di salon-salon.
Sejarah Eropa sejak lama memang menganal ruang publik, seperti Agora – ruang terbuka yang juga berfungsi sebagai pasar pada Yunani kuno – yang merupakan cikal bakal tradisi ruang publik. Atau juga Basilica dan Forum di zaman Romawi kuno, yang biasa digunakan untuk menyampaikan pendapat secara terbuka oleh publik.
Agora adalah istilah yang merujuk pada ruang terbuka dimana orang dapat bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Istilah muncul pertama kali pada era Yunani Kuno, Agora dianggap sebagai cikal bakal ruang publik pertama.
Di Agora terdapat kegiatan perdagangan, diskusi antarwarga tentang berbagai topik menyangkut politik atau ide-ide besar seperti pemikiran Plato dan Aristoteles waktu itu. Sekarang bentuk telah terepesentasi sebagi bentuk awal dari demokrasii, di mana semua orang bebas mengemukakan pendapat.
Di Agora terdapat kegiatan perdagangan, diskusi antarwarga tentang berbagai topik menyangkut politik atau ide-ide besar seperti pemikiran Plato dan Aristoteles waktu itu. Sekarang bentuk telah terepesentasi sebagi bentuk awal dari demokrasii, di mana semua orang bebas mengemukakan pendapat.
Sebenarnya, tata kota kerajaan di Jawa pun mengenal ruang publik semacam ini melalui apa yang disebut alun-alun, yang selalu menjadi pusat orientasi atau titik nol dari sebuah kota. Namun, ruang seperti alun-alun ini semakin kehilangan fungsi dan kini tak lebih dari tempat berjualan pedagang kaki lima. Dengan demikian, banyak alun-alun warisan masa lampau di beberapa kota di Jawa yang diberi pagar pembatas disekelilingnya.
Dari agora sebagai cikal bakal ruang public lama kelamaan kbudayaan tersebut makin meluas hingga saat ini tempat tersebut sering kita sebut dengan istilah MALL. Dimana di tempat tersebut kini sudah terfasilitasi segala yang di perlukan oleh masyarakat atau public. Smakin meningkat teknologi orang-orangpun meningkatkan kmempuan berfikirnya hingga suatu hari di temukan lagi yang namanya jejaring social, dimana orang bias berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus bertemu orangnya secara langsung, transaksi jual beli yang mudah tanpa kita susah payah ke tokonya dan lain sebagainya yang masih banyak lagi.
Berikut adalah sejarah awal mula ditemukanya jejaring social:
Diawali oleh classmates.com pada tahun 1995 (terfokus pada hubungan mantan teman sekolah) kemudian diikuti sixdegrees.com tahun 1997 (membuat ikatan tidak langsung).
Tahun 1999 lahir jejaring sosial yang berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh epinions.com dan jejaring sosial yang berbasis pertemanan yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional antara tahun 1999 dan 2001.
Tahun 1999 lahir jejaring sosial yang berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh epinions.com dan jejaring sosial yang berbasis pertemanan yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional antara tahun 1999 dan 2001.
Tahun 2005 dilaporkan bahwa jejaring sosial myspace.com lebih banyak diakses dibandingkan google dan facebook.com. Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°.
Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.
Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.
Situs-situs jejaring sosial telah menemukan kejayaannya sejak tahun 2000an dimulai dengan mengguritanya jejaring sosial friendster sejak tahun 2004 dan mencapai puncaknya di tahun 2007. Tahun 2008 hingga 2009 ini kejayaan itu diambil alih oleh jejaring sosial facebook yang memiliki member aktif hingga 350 Juta di seluruh dunia dan melejit di nomor 1 situs jejaring sosial terpopuler dengan pertumbuhan yang sangat drastis.
Penelitian tentang Pengguna Jejaring Sosial (social network).
Ofcom mengeluarkan laporan ilmiah kuantitatif dan kualitatifnya tentang jejaring sosial (social network). Penelitian ini membahas perilaku, sikap, dan cara penggunaan jejaring sosial. Untuk baca lebih detil, langsung saja unduh laporannya di tautan ini. Sangat bermanfaat untuk para profesional di dunia branding dan mahasiswa yang butuh referensi ilmiah tentang jejaring sosial.
Melalui laporan penelitian ini, dijabarkan kategori pengguna situs jejaring sosial:
Alpha Socializers.
Tipikal pengguna yang ramai-ramai hanya pada saat bergabung. Ia cari kenalan kesana kemari, mengkontak temannya teman. Ia merasa lebih aman mencari temannya teman, dibanding langsung berkenalan dengan orang asing sama sekali. Jumlahnya minoritas, pria berusia di bawah 25 tahun.
Attention Seekers.
Tipikal pengguna yang suka mencari perhatian. Kadang dengan cara yang ekstrim, seperti memasang foto yang provokatif. Ia sangat sering merubah tampilan profilnya, dari data hingga desain skin. Ia gemar mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya, meski ia hanya mau berinteraksi dengan sebagiannya saja. Biasanya, identitas aslinya adalah seorang yang insecure (tidak nyaman dengan dirinya sendiri) dan aktivitas di dunia online memberinya kesempatan besar sebagai ajang pamer diri. Kebanyakan wanita dari usia remaja hingga 35 tahun.
Followers.
Tipikal ikut-ikutan kemana temannya berada. Tujuannya bergabung lebih ke tren. Ia bukan seorang yang aktif mencari-cari teman, seperti tipikal Alpha Socializers dan Attention Seekers. Ini banyak berlaku umum untuk pria dan wanita di banyak jenjang usia.
Faithfuls.
Tipikal pengguna yang punya kepercayaan diri tinggi. Ia sudah merasa nyaman dengan kondisi sosial yang dimilikinya sekarang. Jejaring sosial lebih sebagai alat baginya untuk mencari kontak teman-temannya yang lama. Ia cenderung akan menolak orang yang tidak ia kenal untuk dijadikan sebagai daftar teman/kontaknya. Tipikal ini kebanyakan didapat pada mereka yang berusia di atas 20 tahun.
Functionals.
Tipikal pengguna yang melihat jejaring sosial dari satu kebutuhan saja, misal: mencari grup musik, mencoba fitur. Ia kurang tertarik untuk berkomunikasi dengan pengguna lain atau meninggalkan komentar. Pertemanan dalam jejaring sosial hanya terbatas pada orang yang ia kenal dan punya kesamaan minat atau hobi. Jumlahnya minoritas, pria di atas 20 tahun.
Selain itu, penelitian ini juga membahas pengguna internet yang tidak berminat bergabung dalam jejaring sosial. Alasan-alasan yang dikemukakan dikategorikan sebagai berikut:
Perhatiannya akan masalah keselamatan (safety).
Merasa kalau dengan jejaring sosial akan membuat dirinya terekspos, dan membuatnya rawan dijadikan target kejahatan baik secara online ataupun offline.
Tidak memiliki pengalaman teknis.
Kebanyakan adalah orang berusia di atas 30 tahun yang memang tidak nyaman berhubungan dengan komputer, dan lebih memilih komunikasi tradisional.
Kaum penolak intelektual.
Merasa kalau jejaring sosial itu hanya membuang waktu yang tidak perlu. Kebanyakan adalah para remaja individualis yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah daripada berhubungan dengan teknologi.
Penelitian Ofcom ini lebih banyak membahas 2 bagian di atas. Namun, laporannya sangat lengkap karena dijelaskan pula pengenalan dasar, sejarah jejaring sosial, serta keuntungan dan ancaman yang berpotensi muncul di dalamnya. Khusus tentang masalah safety, laporan penelitian ini juga membahas detil tentang ragam penyalahgunaan yang menyangkut isu pribadi.
Melalui laporan penelitian ini, dijabarkan kategori pengguna situs jejaring sosial:
Alpha Socializers.
Tipikal pengguna yang ramai-ramai hanya pada saat bergabung. Ia cari kenalan kesana kemari, mengkontak temannya teman. Ia merasa lebih aman mencari temannya teman, dibanding langsung berkenalan dengan orang asing sama sekali. Jumlahnya minoritas, pria berusia di bawah 25 tahun.
Attention Seekers.
Tipikal pengguna yang suka mencari perhatian. Kadang dengan cara yang ekstrim, seperti memasang foto yang provokatif. Ia sangat sering merubah tampilan profilnya, dari data hingga desain skin. Ia gemar mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya, meski ia hanya mau berinteraksi dengan sebagiannya saja. Biasanya, identitas aslinya adalah seorang yang insecure (tidak nyaman dengan dirinya sendiri) dan aktivitas di dunia online memberinya kesempatan besar sebagai ajang pamer diri. Kebanyakan wanita dari usia remaja hingga 35 tahun.
Followers.
Tipikal ikut-ikutan kemana temannya berada. Tujuannya bergabung lebih ke tren. Ia bukan seorang yang aktif mencari-cari teman, seperti tipikal Alpha Socializers dan Attention Seekers. Ini banyak berlaku umum untuk pria dan wanita di banyak jenjang usia.
Faithfuls.
Tipikal pengguna yang punya kepercayaan diri tinggi. Ia sudah merasa nyaman dengan kondisi sosial yang dimilikinya sekarang. Jejaring sosial lebih sebagai alat baginya untuk mencari kontak teman-temannya yang lama. Ia cenderung akan menolak orang yang tidak ia kenal untuk dijadikan sebagai daftar teman/kontaknya. Tipikal ini kebanyakan didapat pada mereka yang berusia di atas 20 tahun.
Functionals.
Tipikal pengguna yang melihat jejaring sosial dari satu kebutuhan saja, misal: mencari grup musik, mencoba fitur. Ia kurang tertarik untuk berkomunikasi dengan pengguna lain atau meninggalkan komentar. Pertemanan dalam jejaring sosial hanya terbatas pada orang yang ia kenal dan punya kesamaan minat atau hobi. Jumlahnya minoritas, pria di atas 20 tahun.
Selain itu, penelitian ini juga membahas pengguna internet yang tidak berminat bergabung dalam jejaring sosial. Alasan-alasan yang dikemukakan dikategorikan sebagai berikut:
Perhatiannya akan masalah keselamatan (safety).
Merasa kalau dengan jejaring sosial akan membuat dirinya terekspos, dan membuatnya rawan dijadikan target kejahatan baik secara online ataupun offline.
Tidak memiliki pengalaman teknis.
Kebanyakan adalah orang berusia di atas 30 tahun yang memang tidak nyaman berhubungan dengan komputer, dan lebih memilih komunikasi tradisional.
Kaum penolak intelektual.
Merasa kalau jejaring sosial itu hanya membuang waktu yang tidak perlu. Kebanyakan adalah para remaja individualis yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah daripada berhubungan dengan teknologi.
Penelitian Ofcom ini lebih banyak membahas 2 bagian di atas. Namun, laporannya sangat lengkap karena dijelaskan pula pengenalan dasar, sejarah jejaring sosial, serta keuntungan dan ancaman yang berpotensi muncul di dalamnya. Khusus tentang masalah safety, laporan penelitian ini juga membahas detil tentang ragam penyalahgunaan yang menyangkut isu pribadi.
Pengertian situs jejaring sosial yakni suatu struktur sosial yang terbentuk dari simpul-simpul (individu atau organisasi) yang “diikat” atau dipersatukan oleh sebuah situs. Umumnya situs berfungsi sebagai jalinan pertemanan dalam dunia maya. Namun banyak hal lagi yang dapat kita lakukan disini (situs jejaring sosial).
Macam-macam situs jejaring sosial yaitu :
Macam-macam situs jejaring sosial yaitu :
Friendster, yang ide penamaannya berasal dari nama Napster, adalah sebuah situs web jaringan sosial di mana seorang pengguna akan membuat identitas maya dan kemudian mengisi data dirinya untuk kemudian mendapatkan account di Friendster. Dalam Friendster, kita juga dapat melihat teman dari teman kita dan teman dari teman dari teman kita, selain melihat teman kita sendiri.
Friendster dimulai sejak tahun 2002 oleh Jonathan Abrams dan sekarang sudah melewati masa beta test. Sejak awal 2005, Friendster juga telah memulai fitur blog. Bahasanya juga sudah multi-language. Dan kini sudah ada versi untuk mobile-nya.
Friendster dimulai sejak tahun 2002 oleh Jonathan Abrams dan sekarang sudah melewati masa beta test. Sejak awal 2005, Friendster juga telah memulai fitur blog. Bahasanya juga sudah multi-language. Dan kini sudah ada versi untuk mobile-nya.
3. Hi5
Hi5 adalah salah satu situs jejaring sosial. Situs ini pada tahun 2008 termasuk salah satu dari 20 situs jejaring sosial yang paling sering dikunjungi oleh pengguna internet di seluruh dunia (sebagian besar orang yang mengunjungi Hi5 terinstall toolbar Alexa dalam browser mereka. Pendiri Hi5 sendiri yakni Ramu Yalamanchi pada tahun 2003 yang juga menjabat sebagai CEO. Pada bulan Januari 2009, Hi5 mengklaim dirinya memiliki lebih dari 60 juta anggota atau member aktif.
Hi5 adalah salah satu situs jejaring sosial. Situs ini pada tahun 2008 termasuk salah satu dari 20 situs jejaring sosial yang paling sering dikunjungi oleh pengguna internet di seluruh dunia (sebagian besar orang yang mengunjungi Hi5 terinstall toolbar Alexa dalam browser mereka. Pendiri Hi5 sendiri yakni Ramu Yalamanchi pada tahun 2003 yang juga menjabat sebagai CEO. Pada bulan Januari 2009, Hi5 mengklaim dirinya memiliki lebih dari 60 juta anggota atau member aktif.
Namun jejaring social juga mempunyai pengaruh dampak negative dan positif juga terhadap public. Berikut paparan pengaruh dari jejaring social:
Pengaruh situs jejaring sosial - Document Transcript
1. PENGARUH JEJARING SOSIAL DALAM DUNIA BISNIS
Pengaruh Situs Jejaring Sosial (Facebook, Twitter) Terhadap Para Penggunanya Dengan berkembangnya dunia teknologi, saat ini banyak situs-situs jejaring sosial yang menyedot perhatian banyak massa. Sebut saja Facebook dan Twitter yang belakangan ini sangat digandrungi anak kecil, remaja maupun dewasa. Sudah dapat dipastikan situs jejaring sosial ini memiliki dampak positif dan negatif bagi penggunanya itu sendiri. Pemanfaatan internet akhir - akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industry, pendidikan dan pergaulan social. Khusus mengenai jejaring social atau pertemanan melalui dunia internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan. Jejaring sosial adalah sebutan lain terhadap web community. Jejaring sosial adalah tempat untuk para netter berkolaborasi dengan netter lainnya. Bentuk kolaborasi antara lain adalah * saling bertukar pendapat/komentar, * mencari teman, * saling mengirim email,
2. * saling memberi penilaian, * saling bertukar file dan lain sebagainya. Intinya situs jejaring sosial di kategorikan sebagai inter-aktivitas, lihat contoh di bawah : 1. Jaringan sosial di internet Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. 2. Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya. 3. Twitter adalah salah satu layanan social networking dan saat ini merupakan layanan sangat terkenal terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Twitter ini berfungsi semacam portal yang berisi daftar kegiatan sehari-hari dari para anggotanya. Jadi kalau kita tergabung di twitter kita akan tahu apa saja yang lagi dilakukan oleh teman-teman di jaringan kita. Tentu saja situs jejaring sosial ini memiliki banyak dampak positif dan negatif atau banyak keuntungan yang diperoleh juga kerugian yang dihasilkan. Berikut ini adalah dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh jejaring sosial:
3. DAMPAK NEGATIF:
1. Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
2. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
3. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.
4. Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.
DAMPAK POSITIF:
1.Memperluas pergaulan.
2.Sebagai media promosi dalam bisnis. Semenjak situs jejaring sosial (seperti Facebook dan Twitter) menyedot perhatian publik. Sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengunjungi situs tersebut. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi kecanduan jaringan sosial ini seperti dengan membatasi waktu penggunaan internet, terutama situs jaringan sosial. Kita juga perlu belajar menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook. Dampak Jejaring sosial pada bisnis modern (Cisco)
4. Saat ini kini kita kerap menutup mata pada perkembangan evolution dari social networking, saat sementara banyak perusahaan masih menentukan cara terbaik untuk memanfaatkan tools bisnis yang ada, satu hal yang pasti – jaringan sosial akan terus membentuk cara-cara bisnis berkolaborasi dan berkomunikasi, di dalam dan di luar perusahaan. Cisco mengumumkan hasil studi mengenai jaringan sosial dan adopsi nya dalam perusahaan. Berdasarkan wawancara dengan lebih dari 100 perusahaan dari lebih 20 negara, studi tersebut mengeksplorasi tools utama yang digunakan dalam bisnis, area bisnis yang mengadopsi tools tersebut dan bagaimana mereka menggunakan tools tersebut, dan beberapa tantangan yang timbul. Salah satu peneliti utama, Neil rambut dari Rochester Institute of Technology, membahas dua kajian temuan paling menarik: proliferasi tools media sosial untuk area baru bisnis dan kebutuhan yang terus meningkat untuk model pemerintahan. Cisco Services SVP Nick Earle juga menitikberatkan dalam dampak sosial media dan kolaborasi tools yang dimiliki perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan bisnis apa yang dapat dilakukan untuk mengelolanya dengan lebih baik. banyak perusahaan yang telah membuktikan bahwa jejaring sosial ini dapat digunakan dalam bisnis dan sangat membantu, contoh nya seorang pengusaha sepatu di seattle yang berhasil mengembangkan usahanya. dia mengupdate tiap hari data produk sepatunya pada jaringan sosial media seperti Twitter, Facebook, Flickr dan youtube. MODUS KEJAHATAN MENGGUNAKAN JEJARING SOSIAL Potensi kejahatan internet makin meningkat dengan makin banyaknya pengakses internet, terutama dengan pemanfaatan telepon cerdas yang kian hari harga dan tarifnya kian terjangkau. Dan basis “cybercrime” ke depan pun akan beralih ke jejaring sosial dengan makin banyaknya pengguna jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan sebagainya. Dalam catatan, disebut-sebut Indonesia berada di posisi empat dunia dengan 14,6 juta pengguna, sementara untuk pengguna Twitter berjumlah 5,6 juta dan berada pada posisi keenam di dunia. Dari kasus terakhir, Febriari alias Ari diduga melakukan penculikan terhadap gadis di bawah umur Marieta Nova Triani dengan menggunakan media jejaring sosial Facebook. Sebelumnya, beberapa waktu lalu, Facebook juga digunakan sebagai wahana untuk melakukan transaksi seks. Modus kejahatan tersebut menambah deret modus-modus kejahatan internet melalui jejaring
5. sosial yang terjadi di tanah air. Adapun modus-modus kejahatan berbasis jejaring sosial yang hadir lebih dulu antara lain pencemaran nama baik/penghinaan, penipuan, iklan judi online maupun pornografi dan pornoaksi online. Sebagai media komunikasi, internet dengan jejaring sosialnya, bisa saja bersifat netral. Namun, sebagai pisau bermata dua, dampak negatif bisa terjadi. Sebab bila berbicara internet, semua ada di sana, dan semua bisa terjadi di sana. Galangan pembebasan Prita Mulyasari dilakukan melalui Facebook berikut dukungan Koin Keadilan-nya, pembebasan dan pemulihan posisi pimpinan KPK Bibit-Chandra juga digalang melalui media jejaring sosial. Begitu banyak diskusi positif, ketersambungan tali silaturahmi yang lama terputus maupun demokrasi 2.0 yang terjadi melalui jejaring sosial. Namun, ekses negatif tidak bisa dihindarkan. Luna Maya tersandung kata-kata yang ditulisnya melalui Twitter. Sebagai catatan, kejahatan melalui jejaring sosial bukanlah hal baru, melainkan perubahan bentuk kejahatan tradisional ke berbasis teknologi informasi dan komunikasi, maupun perluasan dari penggunaan internet. Seperti penculikan yang merupakan kejahatan tradisional, yang forum perkenalannya kini melalui jejaring sosial. Prostitusi melalui jejaring sosial juga merupakan perubahan transaksi seks secara tradisional dan perluasan dari fasilitas chatting, info yang beredar di mailing list (milis) maupun situs-situs kencan. Hal yang sama juga terkait dengan penipuan online maupun melalui jejaring sosial. Namun karena bisa lebih man-to-man, penipuan bisa lebih besar dampaknya karena sifat pertemanan yang lebih dekat dibanding mengirimi email spam, dan data-data yang terpublikasi juga bisa lebih disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Lalu apa yang bisa diperbuat? Yang jelas, suka atau tidak suka, UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) No. 11/2008 sesungguhnya telah melindungi masyarakat dari kejahatan yang berbasis teknologi informasi seperti perjudian, pencemaran nama baik/penghinaan, muatan yang melanggar kesusilaan maupun pemerasan/pengancaman. Selain itu, hal penting lainnya adalah memberdayakan pengguna jejaring sosial itu sendiri. Sebab, meski secara teknologi bersifat netral, jejaring sosial bisa menjadi pisau bermata dua. Bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan peran aktif masyarakat dalam proses demokrasi dan menawarkan berbagai layanan yang bersifat membangun, tetapi juga bisa bersifat merusak. Karena berpotensi digunakan untuk kriminalitas, pengguna jejaring sosial yang masih awam perlu diberdayakan agar tidak menjadi sasaran empuk penjahat internet. Karena bersifat anonimous, hendaknya jangan percaya begitu saja dengan jenis kelamin maupun data-data tertentu dari orang yang ingin berteman dengan kita. Data-data kita pun harus dijaga agar tidak semua dibuka dan dapat diakses semua orang. Ajakan orang yang baru dikenal hendaknya dipastikan dulu siapa orang yang mengajak, latar
6. belakangnya, tujuannya dan hal-hal lainnya agar kita tidak menjadi korban kejahatan seperti penipuan maupun penculikan. Apalagi sekarang anak-anak sekolah pun sudah tergabung juga dalam media jejaring sosial, yang sesungguhnya tidak diperkenankan. Seperti tokoh “Bang Napi” mengatakan, kejahatan itu terjadi karena adanya niat pelaku dan kesempatan. Sehingga, jangan beri kesempatan penjahat untuk menipu, menculik dan hal lainnya yang menggunakan media jejaring sosial. Waspadalah dan manfaatkanlah jejaring sosial secara cerdas.
Demikian yang dapat saya bahas mengenai social network. Kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya,….
Jangan lupa untuk mengunjungi blog saya lagi yah?!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar