Kamis, 24 Februari 2011

PUNAHKAH PERMAINAN TRADISIONAL KITA???

HOM PIMPA ALAIHOM GAMBRENG......

Teringat oleh saya ketika saya masih usia bermain dulu....
dimana styap maw main permainan tradisional hampir sellu di awali dengan kalimat HOM PIMPA (...ila akhirihi...) tersebut... tak jarang aku dan kawan-kawan bermain di bawah rembulan,... Tanah lapang berpenerangan bulan. Riuh rendah bermaian gobak sodor, leretongan (petak umpet), betengan, dls... Orang-orang dewasa menonton dan ngobrol. Dan sesekali melerai jika kami bertengkar karena berselisih tentang sesuatu, sebelum kemudian berdamai kembali.

Namun seiring berlalunya masa kecil ku, permainan itu kini mulai jarang di lakukan oleh para anak2 sekarang, entah mengapa mereka kini jarang melakukan hal yg sama sperti aku dan kawan2 ku dulu,... aku merasakan betul perubahan itu,... ketika saya masih duduk di bangku smp, aku dan kawan2 masih bisa mnikmati permainan yg seru itu, namun kini baru beberapa tahun berselang saat aku duduk sebagai mahasiswa semester satu saja sudah jarang melihat permainan itu,...
dulu, dari pulang sekolah selalu aku dan kawan2 berkumpul untuk bermain ntah tu kelereng, layang-layang, panggalan (gasing dalam jawa), gobak sodor, suda manda, lerethongan, dakonan, betengan ato yang lainya,...

Dan kini, permainan itu ternyata hampir dan tak lagi saya jumpai lagi anak-anak memainkan permainan masa kecil kami. Entahlah, apakah karena kami yang lalai mewariskan pada anak-anak, atau mereka, anak-anak itu yang tidak lagi menganggap permainan tersebut cukup menarik.

Sebab kini, anak-anak tersebut, telah mempunyai mainan baru. Maraknya permainan modern, video game, atau berbagai game berbasis computer rupanya telah membuat anak-anak kita beralih dari permainan tradisional. Belum lagi sekarang game-game tersebut telah semakin dekat ke dalam genggaman dan semakin terjangkau, lewat ragam permainan di layar hp.

Permainan tradisional sesungguhnya sama tuanya dengan usia kebudayaan kita. Mereka adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan tersebut. Indonesia yang sangat kaya dengan berbagai budaya peninggalan leluhur sangat kaya dengan ragam permainan tradisional.

Beberapa tradisional umunya dimainkan oleh sekelompok anak-anak seperti gobak sodor, kasti atau petak umpet. Ada juga yang cukup dimainkan oleh sepasang anak seperti congklak (beberapa daerah menyebut sebagai dakon), macanan, dam-daman. Betapa sayangnya jika ragam permainan tradisional tersebut kini mulai jarang terlihat. Karena sesungguhnya pada permainan tersebut terdapat nilai-nilai positif yang bermanfaat untuk perkembangan mental anak.

Permainan tradisional mengajarkan anak untuk berkreasi. Pada beberapa macam permainan dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung, sehingga anak didorong untuk kreatif menciptakan alat-alat permainan tersebut seperti egrang dari bambu, mobil-mobilan dari kulit jeruk. Permainan tradisional juga mengajarkan nilai-nilai kerja sama sportifitas, kejujuran dan kreatifitas. Permainan yang dilakukan secara berkelompok mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi dan menjalin kerja sama di antara teman.

Sementara game-game modern tidak mengajarkan hal-hal tersebut. Permainan modern berbasis computer membuat anak cenderung asocial karena memang cukup dimainkan seorang diri di depan computer. Belum lagi beberapa permainan yang terkadang mengandung muatan negative, seperti unsur-unsur kekerasan dan sadisme juga pornografi. Dari segi kesehatan, disinyalir duduk berjam-jam di depan computer juga dipercaya mampu menyebankan obesitas pada anak.

Namun magnet yang kuat dari game modern tersebut cukup kuat untuk membuat anak kecanduan pada produk impor tersebut. Maka kemudian saya cukup khawatir, jangan-jangan di kemudian hari permainan tradisional tersebut hilang ditelan jaman.
Mungkin beberapa faktor ini dapat menjelaskan kenapa permainan tradisional yang begitu menyenangkan itu kini mulai menghilang.....

Faktor yang mempengaruhi punahnya permainan tradisional:

1. Arus globalisasi dan perkembangan teknologi melahirkan dan menyuguhkan berbagai permainan elektronik yang dianggap lebih menarik dan variatif seperti: play station, Nintendo, robot-robotan, mobil remote,dll
munculnya TV dan internet juga membuat anak senang berlama lama duduk di depan layar tanpa melakukan aktivitas lain. Selain itu anak juga sudah terbiasa menggunakan waktu luang mereka dengan hal dan kegiatan yang berbau modern seperti pergi ke mal makan di resto yang menyediakan menu modern. Hal itu akan membuat permainan tradisional menjadi hilang dari pikiran anak cucu kita, Tak heran jika anak cucu kita akan semakin miskin dalam pengalaman bermain permainan tradisional nantinya.

2. Tidak adanya pengenalan dan pengetahuan dari orang tua terhadap anak mereka tentang permainan tradisional karena kesibukan orang tua di dalam pekerjaan. Bahkan terkadang orang tua lebih suka anak mereka bermain dengan layar dan barang elektronik yang berbasis IT,alasannya agar anak lebih betah dirumah. Padahal suatu permainan akan terus bertahan jika kita menurunkan secara estafet ke anak kita, lalu dari anak kita diturunkan ke cucu kita, dan begitu seterusnya.

3. Berbagai fasilitas-fasilitas yang menyenangan dan lebih menjanjikan.
Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut anak akan lebih suka dengan sesuatu yang bersifat praktis. Dan itu akan mengubur dan mengalihkan permainan tradisional dari fikiran anak-anak.

4. Ketiadaan lahan untuk bermain yang tergusur oleh bangunan-bangunan perkotaan menyebabkan anak harus bermain di dalam ruangan.


Sangat di sayangkan jika permainan tradisional hilang di makan zaman, karena dalam permainan tradisional tidak hanya mengandung unsur rekreatif tapi juga banyak manfaat lain bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Manfaat permainan tradisional bagi anak:

1. Anak akan lebih kreatif dan keterampilan anak akan senantiasa terarah, karena dalam permainan tradisional Anak terkondisikan membuat permainan dari berbagai bahan yang telah tersedia di sekitarnya. Dengan demikian, otot atau sensor–motoriknya akan semakin terasah pula. Dipihak yang lain, proses kreatifitasnya juga berkembang karena di usia mereka merupakan masa-masa anak untuk mengasah daya cipta dan imajinasinya.

2. bisa di gunakan sebagai terapi terhadap anak, Dalam permainan tersebut jiwa anak terlihat secara penuh. Suasana ceria, senang yang dibangun senantiasa melahirkan dan menghasilkan kebersamaan yang menyenangkan. kegiatan seperti ini sangat di perlukan oleh anak untuk meluapkan perasaan mereka dan sebagai terapi emosi yang dibutuhkan dalam masa perkembangannya .

3. Pengembangan motorik anak.

4. Pembelajaran tentang sosialisasi dan taat pada peraturan, beberapa permainan tradisional di mainkan lebih dari 1 orang sehingga anak belajar berinteraksi dengan orang lain, anak akan belajar menghargai dan bersikap baik dengan orang lain. Dan dalam permainan tradisional anak juga akan mengorganisir diri dengan memupuk semangat kebersamaan,menciptakan tenggang rasa dan toleransi dalam kelompok.

5. Mengandung unsur pendidikan. Dengan permainan tradisional anak akan belajar banyak hak.

Anak akan belajar mengenal lingkungannya dan juga hal-hal lain. Selain itu juga dapat mengembangkan kecerdasan anak seperti:

a. pengembangan kecerddasan logika anak
beberapa permainan tradisional akan melatih kemampuan berpikir anak,anak akan berpikir untuk mengatur strategi supaya bisa menang dalam permainan,anak juga belajar berhitung,dan mengatur ketepatan.contoh permanannya:congklak, engklek, dam-damman, entrengan, dll

b. pengembangan kinestik anak.
Dengan permainan tradisional anak akan seemakin aktiv bergerak karena pada umumnya permainan tradisional menuntut anak untuk aktif bergerak. Contoh permainannya:lompat tali, adang-adangan,benteng-bentengan,enggran,dll

c. pengembangan spiritual anak.
Permainan tradisional juga dapat mengajarkan anak tentang kejujuran,sportivitas,ke adilan,dll. Dan masih bayak lagi peningkatan kecerdasan anak yang dapat di peroleh melalui permainan tradisional.

6. Mencegah timbulnya sifat konsumearisme dan hedonisme.
Kebanyakan permainan tradisional tidak memerlukan belanja yang besar untuk dimainkan karena bahan yang digunakan basa diperoleh dengan mudah di sekitar anak.

7. Dapat mengisi waktu luang dengan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat dan menjauhkan diri dari perbuatan buruk dan sia-sia.

8. Melalui permainan tradisional juga kita dapat mengenali budaya daerah lain di Indonesia, karena permainan tradisional itu sendiri merupakan lambang dan menggambarkan corak kehidupan masyarakat Indonesia.

9. Permainan tradisional juga mempunyai nilai tradisi yang tinggi karena di dalamnya terkandung berbagai nilai budaya masyarakat yang memilikinya

Indonesia mempunyai berbagai macam permainan tradisional Apabila kita tidak menjaga kelestarian permainan tradisional lambat laun permainan tradisional akan benar-benar punah generasi penerus kita akan semakin miskin pengetahuan tentang permainan tradisional yang juga merupakan warisan budaya bangsa kita, dan generasi penerus hanya mengenal permainan modern yang cenderung membuat pasif gerak dan mendidik jadi tipikal orang yang individualis, egois,bersifat konsumtif, hedonisme,mengurangidaya kreatif dan ingin mendapatkan semua hal dengan instan.

Maka dari itu di perlukan upaya pelestarian agar permainan traisional tidak mengalami kepunahan, hal ini dapat di lakukan dengan cara diantaranya:


1. Regenasi, adanya pengenalan dan informasi tentang permainan tradisional dari orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua juga bisa ikut berperan ketika anak bermain,orang tua harusnya menjelaskan kepada anak bahwa stok permainan tradisional sangat banyak, Indonesia ini sangat kaya akan permainan tradisional. Dari Sabang sampai Merauke mempunyai permainan tradisional khas daerahnya masing-masing, jadi anak tidakakan bosan dengan permainan t radisional karena permainan tradisional di Indonesia sangat banyak.

2. Diadakanya pentas seni yang mengangkat permainan tradisional didalamnya
3. Diadakan workshop dan seminar mengenai permainan tradisional
4. Tempat-tempat khas seperti Taman Budaya untuk mengadakan demontrasi permainan tradisional ini harus diperbanyak dan diperaktif peranannya.
5. Publikasi yang meluas terhadap permainan tradisional harus diberikan, terutama di luar negara melalui badan-badan korporat seperti MAS dan Kementerian Kesenian, Kebudayaan dan Warisan.
6. Majlis-majlis sosial terutama yang berkaitan dengan seni dan budaya harus memasukkan permainan tradisional ini sebagai salah satu acara mereka.
7. Dengan di buatnya umdang-undang untuk menjaga kelestarian permainan tradisional.

sebagaimana kita tau Indonesia mempunyai banyak sekali permainan tradisional di setiap daerah pasti mempunyai permainan tradisional Begitu banyaknya permainan tradisional di Indonesia dan begitu banyaknya manfaat yang dapat diambil dari permainan-permainan tersebut maka akan sangat disayangkan apabila permainan tradisional warisan nenek moyang rakyat Indonesia itu hilang. Dan akan sangat disayangkan apabila permainan tradisional yang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia tersebut diklaim oleh bangsa lain sebagai permainan tradisional mereka. Bangsa Indonesia telah kecolongan. Tiga barang ciri khas yang telah diklaim oleh bangsa lain seperti: Tempe yang telah diklaim oleh Amerika, batik yang telah diklaim oleh Malaysia dan lagu Rasa Sayange yang juga telah diklaim oleh Malaysia. maka dari itu diperlukan undang-undang untuk memproteksinya,agar permainan tradisional tidak di klaim negara lain.

MACAM-MACAM PERMAINAN TRADISIONAL

Sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku dan beragam budaya. Hampir disetiap daerah kita akan menemukan permainan tradisional, permainan tradisional di Indonesia sangat lah banyak Dan sekarang kita akan sedikit mengulas beberapa permainan tradisional yang ada di Indonesia diantaranya:


a. congklak(Dakon)

Permainan congklak merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang yang biasanya perempuan. Alat yang digunakan terbuat dari kayu atau plastik berbentuk mirip perahu dengan panjang sekitar 75 cm dan lebar 15 cm. Pada kedua ujungnya terdapat lubang yang disebut induk. Diantar keduanya terdapat lubang yang lebih kecil dari induknya berdiameter kira-kira 5 cm. Setiap deret berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang kecil tersebut diisi dengan kerang atau biji-bijian sebanyak 7 buah.
Cara bermainnya adalah dengan mengambil biji-bijian yang ada di lubang bagian sisi milik kita kemudian mengisi biji-bijian tersebut satu persatu ke lubang yang dilalui termasuk lubang induk milik kita (lubang induk sebelah kiri) kecuali lubang induk milik lawan, jika biji terakhir jatuh di lubang yang terdapat biji-bijian lain maka bijian tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Begitu seterusnya sampai biji terakhir jatuh kelubang yang kosong. Jika biji terakhir tadi jatuh pada lubang yang kosong maka giliran pemain lawan yang melakukan permainan. Permainan ini berakhir jika biji-bijian yang terdapat di lubang yang kecil telah habis dikumpulkan. Pemenangnya adalah anak yang paling banyak mengumpulkan biji-bijian ke lubang induk miliknya. Permainan ini merupakan sarana untuk mengatur strategi dan kecermatan.

Manfaat bermain congklak
melatih kemampuan manipulasi motorik halus, melatih konsentrasi, mendidik sifat sportifitas anak, melatih kemampuan mengatur strategi, sarana belajar berhitung, melatih koordinasi 2 sisi tubuh.


b. Galah Asin (gobak Sodor)

Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia yang saat ini masih dapat kita jumpai dimainkan anak-anak SD. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.


c.Goncang Kaleng


Goncang Kaleng (atau guncang kaleng) adalah sejenis permainan dari Riau.
Goncang Kaleng, sebagaimana namanya, memang menggunakan kaleng sebagai penentu permainan dimulai. Kaleng terlebih dulu diisi dengan beberapa butir batu kecil kemudian sisi kaleng yang terbuka ditutup kembali dengan cara dilipat atau dipenyekkan, sehingga kaleng akan berbunyi bilamana ia digoyang atau diguncang. Kaleng yang biasa digunakan adalah kaleng-kaleng yang berbahan logam dengan suara nyaring. Dulu kaleng bekas minuman ringan masih sering digunakan, namun karena kaleng minuman ringan sekarang banyak yang menggunakan bahan alumunium hingga tidak menghasilkan suara cukup nyaring, maka kini anak-anak lebih sering menggunakan kaleng bekas sardin atau kaleng susu seukuran 400 gram.
Model permainannya sendiri hampir sama persis dengan Petak Umpet. Pemain yang kalah saat Hompimpa atau suit pertama dialah yang akan menjadi kucing atau pencari rekan-rekan lainnya yang bersembunyi disekitar lokasi permainan. Di awal permainan juga biasanya dipilih ketua tikus yang kemampuan lemparannya cukup jauh di antara rekan sepermainan, untuk melemparkan kaleng sejauh mungkin agar pasukan tikus berkesempatan bersembunyi. Kucing berkewajiban mengambil kaleng yang sudah dilempar dan kemudian meletakkannya pada daerah lingkaran pusat permainan yang biasa dibuat berbentuk lingkaran berdiameter lebih kurang satu depa. Kemudian barulah kucing diperkenankan mencari para tikus.
Sedikit perbedaan terdapat pada goncang kaleng ini ialah, setiap kucing menemukan satu tikus atau rekannya yang bersembunyi maka mereka (kucing dan tikus) berlarian merebut kaleng untuk kemudian diguncang tiga kali;

1. bila kucing yang berhasil: ini adalah tanda kepada rekan-rekan tikus lainnya, bahwa seekor tikus telah tertangkap.

2. dan apabila tikus yang berhasil: maka kaleng ini akan dilempar kembali oleh tikus berkaitan sejauh mungkin, untuk kemudian ia kembali sembunyi lebih aman.
Demikianlah permainan ini terus berulang, hingga mereka lelah. Tanda permainan selesai adalah mengguncang kaleng sebanyak tiga kali dan diulang hingga tujuh atau sepuluh kali dengan keras, agar rekan-rekan tikus yang sembunyi dapat mendengarnya dan kembali ke pusat permainan

D.Benteng-bentengan

Benteng-bentengan, adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
Cara bermain
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing - masing.

Tawanan

Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi 'penawan' dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya.
Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas seperti 'penyerang', 'mata - mata, 'pengganggu', dan penjaga 'benteng'. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.

Selain beberapa contoh yang telah disebutkan di atas masih banyak lagi macam-macam permainan tradisional di Indonesia lainnya. Yangharus kita jaga dan kita lestarikan.

Nahhhh....
sekarang apa usaha kita untuk ttap melestarikan permainan tersebut? Apakah anak-anak sekarang mampu melestarikanya? Trus darimana mereka memahami arti dari kemenarikan dari permainan tradisional tersebut? Itu semua menjadi PR untuk anak-anak penerus kita,...
masihkan kita akan trus terbutakan dengan permainan modern? Atokah anak-anak kita akan mengimplementasikan permainan tradisional dengan gaya modern?
Kita tunggu saja,...
sekian.

Oleh : Fahrorozi


Daftar pustaka :
http://berandakata.blogspot.com/2010/06/permainan-tradisional-menuju-punah.html
http://nova-wulan.blogspot.com/2010/05/permainan-tradisional_09.html

Tidak ada komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management