Untuk Siapa Engkau Menetes..??
“Tiap mata pasti akan menangis pada hari kiamat kecuali, mata yang dipejamkan dari segala sesuatu yang haram dan mata yang terjaga pada malam jihad fisabilillah dan mata yang meneteskan air mata walau sebesar kepala lalat” (HR. Abu Na’im)
Hamba itu terdiam sembari menatap kubah yang tepat diatasnya dia bersila dalam munajat
Sembari mendesah berat “wahai kelopak mataku yang kemarau…apakah basah air mata yang engkau teteskan karena takut akan murka Allah? Atau karena takut hilangnya sesuatu yang telah Allah berikan untukmu?”
Hatinya malu bila harus berkata “air mata yang keluar ini adalah air mata yang takut karena Allah…Sedang hitungan hari dari sisa umurku tidak pernah lepas dari noda hitam kemaksiatan”.
Seraya sesekali terhenti… jemari tangan memutar tasbih dalam tadabburnya
“wahai Allah Ighfir…Ighfir… hamba lalai mensyukuri nikmatnya setiap desah nafas yang dengannya Engkau hidupkan hamba, hamba lena dengan bujuk fatamorgana dunia yang dengannya hamba semakain jauh dariMu.
Allah… hamba malu…!
Dengan anugrah aqal engkau muliakan derajat kami (menusia) sebagai kholifah bumi, tapi dengan aqal juga hamba membuat lubang kebinasaan untuk menyambut hari kebangkitan.
Ayat-ayat suciMu… kerap kali lisan melafadzkan, tapi mangapa qalbu ini masih membatu?
Untaian kalimah dzikir acap kali membasai kedua bibir ini, tapi mengapa rasa kehambaan belum sepenuhnya murni?
Allah… kiranya adakah amal ibadah hamba yang Engakau terima?
Apakah air mata ini benar-benar air mata yang jatuh karena takut akan siksamu?
Ataukah hanya air mata yang jatuh ini demi mangharap sanjungan mahlukmu seraya mengaharap anggapan - manusia sholeh yang kerap menangis?
Sedang Salah satu dari tiga ciri keihlasan adalah ketika manusia lupa bahwa ia pernah melakukan sebuah amal kebajikan…?”
Kembali air matanya mengalir
Dengan rintihan suara parau penuh harap “Allah… semoga jatuhnya air mata ini Engkau ridloi… Amiin…”
By. Ahmad Faried
Tidak ada komentar:
Posting Komentar