Tiga tetesan embun sisa sepertiga malam terahir merambat menuju keutamaan…
Dalam kemuliaan munajat… rasa takut kembali menjadi sumbu api pelebur dosa…
“mengapa tak tumpahkan air matamu??”
Salju kini sudah tak mampu lagi menjadi pendingin…
Disaat butiran pasir jahannam menjadi pijakan ahir…
Ya… Ayyuhan Naas…!!
Tahukah engkau…?
Sesal suara tangis kepiluan yang lahir dari penyesalan…
Semuanya takkan pernah mampu mengubah putusan…
Tatkala sisa nafas sudah sampai ditenggorokan…
Allah…
Engkau yang maha lathif…
Ketika manusia gadaikan cintanya dari padaMu…
Engkau tak pernah putus memberinya harapan untuk kembali merasakan agung cinta sejatiMu…
Bersama hitungan lentik jemari tasbih…
Alunan pujian mengalir dari mulut dzikir…
Dengan dua tanda hitam atsarus sujud terukir…
Sedih… haru… takut… teraduk dalam keheningan tafakkur
Sedih… ketika teringat nafsu menjadi raja
Haru… ketika Sang kekasih sejati menunjukkan jalan kebahagiaan
Takut… bila semuanya tercabut…
By. Ahmad Faried
Tidak ada komentar:
Posting Komentar