Bisakah Pemuda Kita Menjadi Pemimpin Bangsa???
Saat ini kita telah memasuki satu era baru, yaitu era pengetahuan dan informasi dimana persaingan untuk mampu bertahan telah melewati batas antar negara. Untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi persaingan yang terjadi, pendidikan nasional Indonesia menggalakkan program pembentukan karakter sejak usia dini. Salah satu hal yang mendasari program pembentukan karakter ini adalah kenyataan bahwa era globalisasi telah menempatkan generasi muda Indonesia pada kemudahan akses informasi yang sangat bebas sejalan dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Tanpa disadari, kebebasan ini berakibat dengan masuknya pengaruh nilai-nilai asing ke dalam diri generasi muda. Secara tidak langsung, pengaruh ini berdampak pada penurunan rasa kebangsaan terutama pada Pancasila sebagai ideologi bangsa. Tanpa pembentukan karakter bangsa pada generasi muda maka bisa jadi penggerusan nilai-nilai luhur budaya bangsa ini akan terus terjadi.
Karakter bangsa yang hendak dibentuk dari para generasi muda ini adalah satu karakter dimana generasi muda Indonesia memiliki daya saing yang tinggi. Daya saing merupakan salah satu syarat agar suatu bangsa bisa lebih unggul dibanding yang lain. Generasi muda Indonesia diharapkan memiliki karakter daya saing yang adaptif dengan berbagai perubahan yang terus menerus terjadi namun tetap menjunjung nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa. Hasil akhirnya, generasi muda Indonesia diharapkan menjadi generasi yang memiliki budaya unggul.
kenapa karakter muda harus di bangun???
Menjawab pertanyaan itu mungkin kita bisa menengok sejarah dimana pemuda pada masa dului, yaitu pada gerakan-gerakan yang ada pada masa itu.
Gerakan Kepemudaan merupakan martir untuk memperjuangkan hak dan cita-cita bangsa. Di tangan kaum mudalah harapan bangsa dapat terwujud. Bila berkaca pada sejarah, gerakan pemuda Indonesia ditandai oleh lahirnya organisasi modern yang disebut Boedi Oetomo pada tahun 1908. Kemudian diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928 sebagai kesepakatan untuk menyatukan unsur-unsur heterogen pemuda menjadi bangsa yang satu. Selanjutnya atas desakan para pemuda, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Moment ini bertepatan dengan kekalahan Jepang (yang saat itu menjajah Indonesia) pada perang Dunia II. Gerakan pemuda dalam memperjuangkan perubahan nasib bangsa berlanjut pada tahun 1966. Pada masa revolusi ini, kaum muda terlibat secara langsung dan menolak ideologi komunis. Kemudian pada tahun 1974 terjadi gerakan pemuda sebagai reaksi dari kebijakan pemerintah Orde Baru yang tidak transparan, yang selanjutnya dinamakanmalari. Puncak gerakan pemuda dari berbagai unsur terjadi pada tahun 1998. Pemuda Indonesia menolak dengan tegas system pemerintahan otoriter dan menorehkan sejarah dengan menggulingkan rezim orde baru menjadi era reformasi.
Setelah Reformasi
Pemuda pada era setelah reformasi terkesan ideologis, pragmatis bahkan materialistis. Aksi dan gerakannya kurang fokus, tidak memiliki visi bersama, dan bahkan terkotak-kotak. Hal ini disebabkan tidak adanya arah yang jelas ataupun kepedulian terhadap nasib bangsa. Oleh sebab itu diperlukan pengenalan kembali fungsi dan peran pemuda dalam membangun bangsa, yang sebelumnya tidak pernah absen menorehkan tinta emas.
Perjuangan pemuda pun bergulir sesuai konteks dan zamannya. Di masa lalu pemuda lebih mengedapankan semangat bela negara untuk lepas dari tangan penjajah. Namun seiring perjalanan waktu, perkembangan zaman, dan tuntutan hidup semangat tersebut berubah. Hal ini jelas terlihat melalui banyaknya pemuda yang memiliki sikap pragmatis dan apolitis. Berdasarkan data hasil jajak pendapat kepada pemuda usia 16 sampai 30 tahun, dari litbang kompas tertanggal 21-23 oktober 2009, terlihat cita-cita yang diharapkan pemuda dalam masa depannya adalah persoalan keuangan dan karier. Sikap pramagtis sebagian pemuda lebih mengedepankan kepentingan pribadi, yakni ingin kaya, terkenal, dan sukses dalam karier, berbanding terbalik dengan sikap pemuda di masa perjuangan.
Pertanyaannya kemana rasa sosialisme pemuda saat ini? Jangan sampai yang dikatakan Bung Hatta, “Revolusi kita menang dalam menegakkan negara baru dalam menghidupkan kepribadian dan bangsa, tetapi revolusi kita kalah dalam melaksanakan cita-cita sosialnya” menjadi kenyataan. Sungguh ironis bila itu terjadi. Kecendrungan bahwa pemuda tampak bingung menempatkan kepribadiannya mulai terlihat nyata. Berbagai pandangan mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dan tak lagi memiliki ikatan yang tinggi terhadap rasa kebangsaannya.
Memang tidak semua pemuda Indonesia memiliki jiwa yang lemah namun melihat keadaan saat ini, dikhawatirkan semangat 1928 hilang dari diri para pemuda Indonesia. Dan hal yang ini akan berakibat pada hilangnya jiwa nasionalisme yang berarti hilangnya kecintaan kepada bangsa dan negara.
Lantas apa yang harus dilakukan pemuda sekarang untuk membuktikan masih tersimpan adanya semangat Sumpah Pemuda? Cukupkah hanya dengan mengikrarkan Sumpah Pemuda pada ritual peringatan Sumpah Pemuda? Atau perlu mengadakan Ikrar Sumpah Pemuda versi ketiga? Jawaban yang pasti ada dalam diri masing-masing pemuda. Apa yang dapat diberikan pada negara tercinta ini tentu berbeda dengan masa 1928-an. Bila pada masa itu para pemuda mempertaruhkan nyawa dan raga untuk meraih kemerdekaan sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan, kita tidak perlu lagi melakukannya.
Saat ini yang dapat diberikan kepada bangsa adalah prestasi-prestasi membanggakan untuk semua rakyat Indonesia. Misalnya ikut berpartisipasi dalam perlombaan dalam kancah-kancah internasional seperti Olimpiade. Sebagai pemuda Indonesia kita harus bangga hidup di Indonesia dan harus tetap mempertahankan jiwa-jiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa kalau bukan kita sebagai pemuda Indonesia?
Pemuda dan Idealismenya
Pemuda Indonesia adalah masa depan bangsa. Entah mereka masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah bekerja. Mereka merupakan aktor penting yang diandalkan untuk mewujudkan cita-cita dan pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945.
Para pemuda terdahulu berjuang untuk kemerdekaan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Namun permasalahan bangsa yang semakin kompleks tentunya menbutuhkan energy yang cukup besar untuk menyelesaikannya. Dan pemuda tentunya merupakan sosok tepat yang mempunyai banyak energi untuk melaksanakan tugas tersebut. Maka mereka perlu diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin. Masalah kepemimpinan bukan masalah umur tua atau muda, tetapi masalah kapabilitas yang dimilik oleh pemimpin tersebut.
Apabila berkaca pada sejarah, proklamasi bangsa ini terjadi juga karena pemuda dengan segala idealismenya. Mereka bersihkukuh untuk segera lepas dari belenggu penjajah. Runtuhnya tirani orde baru juga tidak lepas dari peran pemuda sebagai mesin penggerak, ketika melihat berbagai ketidakadilan di masyarakat. Pemuda memang merupakan sebuah simbol idealisme dalam sejarah bangsa dari waktu ke waktu. Melihat hal tersebut tentunya pemuda memiliki nilai-nilai yang lebih untuk memimpin bangsa ini.
Pemuda Sebagai Wajah Bangsa
Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah yang akan menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam kontes kehidupan. Jika para pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka nasib bangsa perlu dikhawatirkan. Bagaimanapun, pemuda adalah kader bangsa yang harus dibina dengan segala bentuk pendidikan. Baik pendidikan kejiwaan (Psikologi) sampai pendidikan politik. Jangan sampai pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memerhatikan masa depan para pemudanya. Apalagi hanya mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan saja.
Pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara berada di tangannya. Karena asas Kepemimpinan adalah kesadaran dan kemauan. Sikap dan ciri pemimpin yang baik adalah:
1) Berilmu, berakhlak, berintegritas, professional, dan pandai
2) Dapat membuat keputusan dan bertangguing jawab atas keputusannya.
3) Dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi dan mampu menjadi contoh
4) Bersedia mendengar masukan dan kritik
5) Bisa memberi semangat dan motivasi
Pemuda perlu memiliki pengetahun tentang kepemimpinan. Dari apa itu pemimpin, ciri-ciri, dan tugasnya. Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan kepandaian tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Diantara kepandaian yang harus dikuasai adalah:
- Pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu, keperluan diri sendiri, dan kerja
- Pandai mendengar dan menghormati apapun pendapat dan kritikan
- Pandai menganalisa dalam membuat keputusan
- Pandai berkomunikasi dengan bahasa yang santun
- Pandai menulis dan mendokumentasi dan mengerti Iptek
Seorang pemuda dituntut untuk tidak apatis (masa bodoh) atas segala masalah yang menimpa bangsa dan negara. Baik itu masalah bencana alam sampai bencana sosial ekonomi dan politik yang dimana alam bernegara dirusak oleh kebanyakan generasi tua yang haus akan kekuasaan. Pemuda sebagai generasi penerus dan pemegang tali kekuasaan, harus melawan segala kerbobrokan yang ada. Baik di area sosial atau pun politik.
Peran Serta Pemuda
Disaat kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda sebagai pilar penggerak, pengawal jalannya reformasi, dan pembangunan sangat diharapkan. Dengan organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi saat ini, justru banyak generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi, dan terlibat pada kepentingan politik praktis. Seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang yang ada. Generasi muda yang mendominasi populasi penduduk Indonesia saat ini, mesti mengambil peran sentral dalam berbagai bidang untuk membangun bangsa dan Negara.
Sudah Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan. Pemuda harus memperjuangkan cita-cita bangsa melalui perjuangannya. Generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan akan menjadi asset yang potensial dan mahal dimasa depan. Saatnya pemuda memimpin perubahan. Pemuda yang tergabung dalam berbagai Organisasi Kemasyarakatan, pemuda yang memiliki persyaratan awal untuk memimpin perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi daerahnya dari berbagai sudut pandang. Kemudian proses kaderisasi formal, informal dalam organisasi, serta interaksi yang kuat dengan berbagai lapisan sosial.
Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama yang sensitive dalam kebersamaan.
Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan pemuda akan mengangkat moral perjuangan generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas suatu negara atau bangsa. Sementara visi reformasi seperti pemberantasan KKN, amandeman konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar, dan egaliter juga dapat memacu semangat pemuda untuk memulai perubahan.
Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang, termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari , bahwa sumber daya (resource) negeri ini merupakani aset yang harus dipertahankan supaya tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis. Pemuda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan (pressure group) agar kebijakan-kebijakan strategis pemerintah betul-betul bermanfaat bagi kepentingan bangsa.
Potensi Generasi Muda Nasdem
Sesuai dengan konstitusi Nasional Demokrat (Nasdem) yang tercantum dalam AD/ART pasal 12 poin 12 bagian C, mengorganisasikan pemuda dan mahasiswa merupakan pilar restorasi Indonesia. Meutya Viada Hafid mengetuai Bidang Pemuda, Perempuan dan Mahasiswa Nasdem. Ia melihat permasalahan dasar yang berlangsung saat ini, mencakup belum terciptanya suatu demokrasi yang subtantif dan partisipator. Menurut Meutya sebuah perubahan dalam kehidupan demokrasi di Indonesia mutlak diperlukan, dengan perbaikan dan pengikutsertaan segenap lapisan masyarakat Indonesia dalam kehidupan demokrasi. Bagi meutya Nasdem kendati hanya ormas, merupakan gerakan perubahan yang menggalang seluruh warga Negara dari berbagai lapisan dan golongan. Untuk merestorasi Indonesia sebagaimana disebut dalam manifesto nasdem, “Pengaruh yang dilakukan oleh Nasdem tidak hanya terpusat di Jakarta, melainkan terpencar di seluruh penjuru Indonesia”.
Dengan melakukan pergerakan dan perubahan pada level basis masyrakat dan menyebar keseluruh penjuru Indonesia, Meutya yakin Nasdem menjadi gerakan perubahan yang mampu memerbaiki iklim demokrasi di Indonesia. (sumber:AND ed November 2010 hal 17).
Dalam pembukaan konggres XVII, Ketua Umum Nasional Demokrat Surya Paloh, menyampaikan orasi kebangsaan. Gerakan mahasiswa nasional Indonesia di Kalimantan Timur menyatakan gerakan pemuda dan mahasiswa saat ini harus membaca dan mengkritisi seluruh kebijakan pemerintah serta proaktif terhadap realitas sosial. Pemuda sebagai garda bangsa harus berada di bagian terdepan, untuk melakukan perubahan konstruktif sehingga bangsa ini lebih bermartabat. Lebih lanjut Surya Paloh mengingatkan GMNI selaku organisasi kepemudaan untuk selalu menyampaikan suara rakyat dan tidak terseret ke politik praktis.
Pasalnya kata Surya, saat ini telah terjadi pergeseran nilai-nilai kebangsaan dikalangan kaum muda. Nilai gotong royongpun telah tergerus sehingga rakyat saat ini cenderung individualistis dan pragmatis. Karena itu rakyat harus dibantu agar kembali kepada jati diri bangsa (sumber: Media Indonesia tanggal 22 maret 2011).
Pemuda Nasional Demokrat (Pemuda Nasdem) merupakan pelopor bagi Nasional Demokrat dalam melaksanakan restorasi. Keberadaan Pemuda Nasdem, diharapkan bisa menjadi pengelola organisasi kepemudaan dalam mempersatukan pemuda di seluruh nusantara. Dengan demikian, kaum muda bisa turut serta membangun bangsa yang berdasarkan pancasila. Di tengah peliknya persoalan pemuda saat ini.
Pemuda Nasdem hadir sebagai suatu wadah dari pemberdayaan pemuda dalam mengembangkan wawasan kebangsaan di segala aspek. Saat ini, aspek nasionalisme dan idealisme hampir hilang dari diri generasi muda penerus bangsa. Lalu, bagaimana kalau keduanya benar-benar hilang? Apalagi yang bisa diharapkan dari bangsa ini? Bukankah bangsa ini bisa merdeka atas peran penting pemuda? Marilah kita bersama-sama membangkitkan kembali rasa nasionalisme dan idealisme generasi penerus bangsa, melalui organisasi masyarakat yang bernama Pemuda Nasdem yang merupakan sayap organisasi dari Nasional Demokrat itu sendiri. Walaupun Pemuda Nasdem belum seseempurna organisasi pemuda lainnya, paling tidak kita sedang mencoba menumbuhkan kembali semangat pemuda seperti pada masa sebelumnya.
Keberadaan organisasi kepemudaan dapat menambah dinamika eksistensi dan peranan pemuda dalam membangun bangsa. Pemuda Nasdem merupakan salah satu solusi dari segala permasalahan bangsa saat ini. Satu hal yang pasti, bahwa Pemuda Nasdem berorientasi untuk terus melakukan pembenahan terhadap berbagai persoalan yang ada.
Karena itulah diperlukan komitmen yang tinggi dan penuh kesadaran akan arti penting sebuah restorasi. Berbuat hari ini bukan hanya untuk saat ini, tetapi lebih ke kepentingan masa depan yang lebih baik.
Sumber referensi :
http://prima8.wordpress.com/2011/07/16/pemuda-dan-pergerakannya/
http://www.dunamis.co.id/knowledge/details/press/76
Tidak ada komentar:
Posting Komentar