Kamis, 12 Mei 2011

ALASAN MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN

ALASAN MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN

Oleh : Fahrorozi

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya."
Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya.
Sebuah buah yang matang (pada waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna, termasuk "muda" dan "usia matang."

Keelokan pada Manusia
Wanita yang elok rupanya disebut "cantik" atau "ayu", sementara pria yang rupawan disebut "tampan" atau "ganteng" di dalam masyarakat. Sifat dan ciri seseorang yang dianggap "elok", apakah secara individu atau dengan konsensus masyarakat, sering didasarkan pada beberapa kombinasi dari Inner Beauty (keelokan yang ada di dalam), yang meliputi faktor-faktor psikologis seperti kepribadian, kecerdasan, keanggunan, kesopanan, kharisma, integritas, dan kesesuaian, dan Outer Beauty (keelokan yang ada di luar), yaitu daya tarik fisik yang meliputi faktor fisik, seperti kesehatan, kemudaan, simetri wajah, dan struktur kulit wajah.
Standar kecantikan/ketampanan selalu berkembang, berdasarkan apa yang dianggap suatu budaya tertentu sebagai berharga. Lukisan sejarah memperlihatkan berbagai standar yang berbeda untuk keelokan manusia. Namun manusia yang relatif muda, dengan kulit halus, tubuh proporsional, dan fitur biasa, secara tradisional dianggap paling elok sepanjang sejarah.

http://id.wikipedia.org

Keindahan adalah apa yang menarik jiwamu, kepadanya cinta diberikan dan bukan diminta. Dia benda yang kau rasakan ketika tangan terulur keluar dari kedalaman dirimu, dia rantai yang mempertalikan kebahagiaan dan kesedihan. Ia adalah kegaiban yang dapat kau lihat, kekaburan yang dapat kau mengerti, dan ketidak jelasan yang dapat kau dengarkan. Ia yang suci diantara hal-hal yang suci yang bermula di dalam dirimu dan berakhir di luar ujung terjauh khayalan duniawimu.


Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.

1) Tata nilai yang telah usang

Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.

2) Kemerosotan Zaman

Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.

3) penderitaan manusia

Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.

4) Keagungan Tuhan

Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.


KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ISLAM

Agama Islam datang membawa cahaya melawan kegelapan, membawa ilmu dan kearifan melawan kejahiliyahan, menyempurnakan budi pekerti, dan membangun peradaban. Dengan nilai-nilai luhur itulah, Islam dapat menjaga dan mengembalikan keindahan Indonesia.
''Umat Islam yang mayoritas, dapat membuat Indonesia indah atau jelek, tergantung pada seberapa jauh pemahaman dan penghayatan mereka tentang keindahan Islam,'' katanya lebih jauh.
Menurut dia, Allah SWT menyintai keindahan dan menciptakan alam semesta yang indah, menurunkan kitab suci Alquran yang indah kepada Rasul yang berpribadi sangat indah, juga merahmati sekalian alam dengan keindahan.
Keindahan Alquran ini lantas diejawantahkan oleh Rasulullah SAW dalam perilaku dan tatanan kehidupan yang indah. Sehingga, peradaban Islam menhadi begitu menghargai manusia dengan seluruh potensinya, baik jasmani maupun rohani.
Selain itu, menjunjung tinggi martabat kemanusiaan yang dimuliakan Allah, peradaban yang mengagungkan keadilan dan kebajikan, penegakan hukum, dan persamaan hak.
''Peradaban Islam adalah peradaban yang indah dan merupakan rahmat bagi sekalian alam,'' kata dai yang akrab disapa Gus Mus ini.
Namun belakangan, semua keindahan itu dipertanyakan. Bahkan, di negeri yang mayoritas Islam ini, keindahan Islam bukan saja tidak tampak, tetapi dalam banyak hal malah menampakan kebalikannya. ''Keindahan Islam seolah tinggal tampak dalam asas-asas atau sila-sila Pancasila tanpa mewujud dalam kehidupan,'' katanya.
Dijelaskan, asas Ketuhanan Yang Maha Esa, seharusnya mampu memerdekakan manusia, tidak lagi mampu membuat manusia melepaskan diri dari belenggu perbudakan materi, kepentingan dan diri sendiri. Pada gilirannnya, hal ini membuat sila-sila yang lain pun seperti tanpa makna.
Beberapa telaah, lanjut Gus Mus, mencoba mencari penyebabnya. Berbagai pendapat dikemukakan mulai dari menunjuk dangkalnya pemahaman terhadap agama Islam, sedikitnya orang Islam yang memahami Alquran serta pribadi pemimpin agung Nabi Muhammad SAW, dan sebagainya.
''Maka itu, kita dapat mengkaji kembali beberapa konsep keislaman yang selama ini kita pahami. Sebagai mukadimah dalam upaya mengembalikan keindahan Islam,'' katanya. (ant/hep/ Repulbika/ 01/06/09)




Tidak ada komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management